Senin, 04 April 2011

Ekologi Laut Tropis

HABITAT

Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan—paling tidak lingkungan fisiknya—di sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.

Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop.

Sehingga Habitat diartikan sebagai tempat suatu makhluk hidup. Selain itu, istilah habitat dapat juga dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas.


HABITAT LAMUN

Habitat Lamun atau yang lebih di kenal dengan kata seagrass merupakan habitat pantai yang sangat unik. dengan di tumbuhi oleh lamun (golongan macrophyte) yang dapat beradaptasi dengan kondisi pantai yang labil, tumbuhan lamun memebrikan amat sanagt banyak fungsi ekologis bagi organisme yang berasosiasi dengannya. Amat sangat banyak organisme yang secara ecologis dan biologis sangat tergantung pada keberadaan lamun. Namun sebelum kita lebih jauh membahas keunikan ekologis lamun, akan sangat bijaksana untuk mengenal lebih dekat tentang seagrass ini. Banyak orang awam mengenal kata seagrass sebagai "rumput laut" yang konotasinya kearah seaweed. Namun jika kita merunut lebih jauh tentang kedua tumbuhan ini akan sangat jauh perbedaanya. Sebagai tumbuhan sejati seagrass merupakan tumbuhan yang mempunyai akar (Ryzom dan serabut akar), batang, daun, bunga dan beberapa spesies berbuah. Berbeda dengan seaweed yang merupakan alga besar (Macroalga) yang tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Sebagai tumbuhan tingkat tinggi, seagrass mempunyai sistem reproduksi dan pertumbuhan yang khas.

Seperti layaknya padang rumput, seagrass dapat menyebar dengan perpanjangan ryzom (batang akar). Penyebaran seagrass terlihat sedikit unik dengan pola penyebaran yang sangat tergantung pada topografi dasar pantai, kandungan nutrient dasar perairan (substrate) dan beberapa faktor fisik dan kimia lainnya. Kadang terlihat pola penyebaran yang tidak merata dengan kepadatan yang relative rendah dan bahkan terdapat semacang ruang-ruang kosong di tengah padang lamun yang tidak tertumbuhi oleh lamun. dan kadang terlihat pola penyebaran yang berkelompok-kelompok. namun juga terdapat banyak pola penyebaran yang merata tumbuh hampir pada seluruh garis pantai landai dengan kepadatan yang sedang dan bahkan tinggi. Berbeda dengan seaweed, yang umunnya sangat memerlukan benda keras di dasar perairan sebagai susbtrat untuk melekat. namun memang ada juga banyak yang tumbuh dan menyebar secara alami dengan substrate dasar yang lunak.




ADAPTASI

Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, makhluk hidup perlu melakukan adaptasi. Adaptasi merupakan suatu cara organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Organisme yang mampu beradaptasi akan mampu memperoleh makanan, bereproduksi, mempertahankan diri, mengatasi kondisi fisik dan merespon perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Adaptasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Adaptasi morfologi
b. Adaptasi Fisiologi
c. Adaptasi Tingkah Laku


ADAPTASI LAMUN

Lamun merupakan tumbuhan yang beradaptasi penuh untuk dapat hidup di lingkungan laut. Eksistensi lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukan termasuk toleransi terhadap salinitas yang tinggi, kemampuan untuk menancapkan akar di substrat sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat terbenam. Lamun juga memiliki karakteristik tidak memiliki stomata, mempertahankan kutikel yang tipis, perkembangan shrizogenous pada sistem lakunar dan keberadaan diafragma pada sistem lakunar. Salah satu hal yang paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yaitu kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air.


ENERGI

Energi dari suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu usaha. Satuan energi adalah joule. Didalam ilmu fisika, energi memiliki definisi yang sudah baku, yaitu kemampuan untuk melakukan usaha. Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan, jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan.

Ditinjau dari asalnya energi mempunyai bermacam-macam bentuk seperti berikut :

1. Energi potensial
2. Energi kinetic
3. Energi kimia,
4. Energi kalor
5. Energi listrik
6. Energi bunyi
7. Energi nuklir
8. Energi radiasi


REFERENSI
http://www.pantai.netfirms.com/Seagrass%20bukan%20rumput%20laut.htm
http://web.ipb.ac.id/~dedi_s/index.php?option=com_content&task=view&id=23&Itemid=51
http://organisasi.org/pengertian_energi_potensial_kinetik_dan_hukum_kekekalan_energi_fisika


PENJELASAN MENGENAI RELUNG, FAKTOR PEMBATAS, EVOLUSI dan SUKSESI dapat dilihat pada link berikut:
http://andrynugrohoatmarinescience.wordpress.com/

Senin, 21 Maret 2011

POLA SIRKULASI AIR LAUT


Assalamu’alaikum wr wb.

Sebelum saya menjelaskan tentang apa itu pola sirkulasi air laut. Alangkah baiknya apabila saya terlebih dahulu menjelaskan pengertian dasar dari sirkulasi laut itu sendiri. Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain itu, ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut. Sirkulasi termohalin sendiri terjadi di laut dalam dan disebabkan oleh variasi densitas air yang terbentuk di bidang batas antara udara-air. Selain itu, sirkulasi termohalin juga dipengaruhi oleh topografi dasar laut yaitu perubahan elevasi muka laut yang diakibatkan aliran massa air. Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi bumi, bulan dan matahari. Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah kutub, air menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses sinking (turunnnya massa air dengan densitas yang lebih besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan dibawa kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air yang disebut Global Conveyor Belt atau Sabuk Sirkulasi Laut Global
Akibat bumi yang berotasi, maka aliran massa air (arus) yang terjadi akan dibelokkan ke arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke kiri di belahan bumi selatan (BBS). Efek ini dikenal sebagai gaya semu Coriolis. Pembelokkan ini menjadikan tinggi dan rendahnya elevasi muka laut berbanding secara langsung dengan kecepatan arus permukaan. Saat ini perubahan elevasi muka laut yang diakibatkan aliran massa air dapat diamati dengan menggunakan satelit TOPEX/Poseidon. Dengan bantuan data dari satelit ini, maka para ahli dapat memetakan pola arus laut global.


Pola Sirkulasi Air Laut


Adalah pola atau variasi yang terjadi pada sirkulasi arus air laut yang di akibatkan oleh gerak rotasi bumi. Pada sirkulasi laut pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.
           Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum sirkulasi arus global dapat dilihat dalam gambar di bawah ini

  
Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.

Sirkulasi di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation)
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.
Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation). Model sirkulasi termohalin secara global dapat dilihat pada Gambar 2.

SIRKULASI PADA PERAIRAN PESISIR
Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.
Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)
Ke-dua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring terhadap garis pantai.

Desember 2010 Pola Sirkulasi Laut Berubah Dari Utara Ke Selatan
Pada Desember 2010  Bongkahan es yang terpisah dari gletser Greenland, dekat Kutub Utara, merupakan yang terbesar dalam sejarah 50 tahun terakhir. Diduga jika pecahnya bongkahan es tersebut dipengaruhi oleh sirkulasi laut global yang menghangat. Tapi jika bongkahan es itu akibat peningkatan suhu pada atmosfer, bisa berlangsung lebih cepat. Kedua-duanya merupakan fenomena yang bisa berpengaruh.

Bongkahan es itu memiliki luas 260 kilometer persegi. Ketinggian yang tampak di atas permukaan diperkirakan setengah dari gedung Empire State di New York, Amerika Serikat, atau sekitar 150 meter. Bongkahan es itu terpisah dari gletser Petermann. Gletser ini merupakan satu dari dua yang terbesar yang berada di Greenland.
Diperkirakan volume air tawar dalam bongkahan es tersebut adalah volume aliran Sungai Hudson di Delaware selama dua tahun. Volume itu juga disamakan dengan kebutuhan 120 hari publik AS akan air tawar dari keran.
Pada Desember 2010  pola sirkulasi laut berubah dari utara ke selatan.Dengan perubahan arah arus tersebut, bongkahan es akan bergerak ke selatan dengan kecepatan amat rendah.Fenomena pelelehan es atau terpisahnya bongkahan es dari gletser utama selalu terjadi sepanjang sejarah.



Terima kasih..
Sumber :
http://www.operationaloceanography-brokdkp.com/index.php?news=14

Selasa, 15 Maret 2011

BACA DAN RESAPILAH

Ada seorang cewe memberikan tantangan kepada cowoknya untuk hidup tanpa drinya, untuk tidak ada komunikasi sama sekali antara mereka selama sehari. Dia berkata pada co nya, kalo kmu bisa melewati itu, aku akan mencintai kmu selama nya. Si co nya pun setuju, dia tidak sms/telpon ce nya seharian..


Tanpa dia ketahui bahwa ce nya hanya memiliki 24 jam untuk hidup, karena dia terkena kanker..


Keesookan harinya co nya prg ke rmh ce nya. Air matanya pun tiba2 menetes melihat ce nya sudah terbaring dengan surat di tangannya yang tertulis "Kamu Berhasil Sayang, bisakah kamu lakukan itu stiap hari?? I LOVE YOU.."

ps:
Don't Ever lost contact with someone you care, you'll never know what's gonna happen the next day, or the day after that..

Even a single "hi" or a "good morning" Before you know that someone is no longer there....